Sunday, January 13, 2013

9. Kematian Yoakim dan Anna


9. Kematian Yoakim dan Anna

31 Agustus 1944

            Yesus berkata:
            “Seperti sebuah senja musim dingin yang cepat saat angin es-dingin mengumpulkan awan-awan di langit, kehidupan kakek-nenekKu segera menurun, setelah matahari, hidup mereka dipindahkan tempatkan untuk bersinar di hadapan Tabut Suci di dalam Bait Allah.
            Tetapi dikatakan:

            “Kebijaksanaan membesarkan anak-anaknya sendiri,
            dan menjaga mereka yang mencarinya.
            Siapapun yang mencintainya mencintai kehidupan,
            mereka yang menunggu dia akan menikmati kedamaian.
            Mereka yang melayani dia, melayani Yang Kudus
            dan Allah mencintai mereka yang mencintai dia.
            Jika ia mempercayakan dirinya sendiri kepadanya ia akan mewarisinya
            dan keturunan-keturunannya tetap akan memiliki dia
            sebab ia menemaninya di dalam pencobaan-pencobaannya.
            Pertama-tama ia (Kebijaksanaan) memilih dia,
            kemudian ia memberikan ketakutan dan kebingungan padanya,
            mencanangkannya dengan kedisiplinannya,
            hingga ia diujikan padanya di dalam pikiran-pikirannya
            dan ia dapat mempercayai dia.
            Pada akhirnya ia akan membuat dia kuat,
            Menuntunnya kembali ke jalan yang lurus
            dan membuatnya bahagia.
            Ia akan menyatakan rahasia-rahasianya kepada dia,
            Ia akan menempatkan dia di dalam kekayaan sains,
            dan pengetahuan akan keadilan.”

            Ya, semuanya ini telah dikatakan. Kitab-kitab kebijaksanaan dapat diterapkan pada semua orang yang akan menemukan tuntunan di dalamnya dan sebuah cahaya bagi perilaku mereka. Tetapi berbahagialah mereka yang dapat dikenali di antara para kekasih spiritual Kebijaksanaan.
            Aku mengelilingi Diriku sendiri dengan orang-orang bijaksana ini, di dalam relasi kemanusiaanku. Anna, Yoakim, Yosef, Zakharia, dan lebih lagi Elizabet, dan kemudian Yohanes Pembaptis, bukankah mereka adalah orang-orang yang sungguh bijaksana? Belum lagi Ibu-Ku, tempat tinggal Sang Kebijaksanaan.
            Kebijaksanaan telah memberikan inspirasi kepada kakek-nenekKu tentang bagaimana untuk hidup di jalan yang disetujui oleh Tuhan, dari masa muda mereka sampai kematian mereka, dan mereka seperti sebuah tenda melindungi dari elemen-elemen yang mengamuk, Kebijaksanaan telah melindungi mereka dari bahaya dosa. Rasa takut yang kudus akan Tuhan adalah akar dari pohon kebijaksanaan, yang mendorong jauh dan lebar ranting-rantingnya untuk menjangkau dengan pucuknya kasih yang tenang di dalam kedamaiannya, kedamaian kasih di dalam keamanannya, kasih yang aman di dalam kesetiaannya, kasih setia di dalam kesungguhannya: kasih para orang kudus yang total, ramah, efektif.
            “Yang mengasihi dia, mengasihi kehidupan dan akan mewarisi kehidupan” kata Sirakh. Kalimat ini terhubung dengan kata-kataKu: “Ia yang kehilangan hidupnya demi Aku, akan mendapatkannya.” Sebab kita tidak menghubungkannya dengan kehidupan malang dunia ini, tetapi pada kehidupan abadi, bukan pada kesenangan-kesenangan satu jam, namun pada kesenangan-kesenangan abadi.
            Karena itu, Yoakim dan Anna mengasihi Kebijaksanaan. Dan Kebijaksanaan ada bersama mereka di dalam pencobaan-pencobaan mereka. Berapa pencobaan yang telah mereka alami, sementara kalian, manusia, tidak ingin menderita dan menangis, hanya karena kalian berpikir bahwa kalian bukanlah benar-benar orang jahat! Berapa pencobaan yang telah diderita dua orang baik ini, dan mereka pantas memiliki Maria sebagai anak mereka! Hukuman politikal telah mengusir mereka dari tanah Daud, dan membuat mereka sangat miskin. Mereka telah merasakan kesedihan melihat tahun-tahun mereka memudar tanpa sebuah bunga (anak) yang akan berkata kepada mereka: “Aku akan menjadi penerus kalian.” Dan setelah itu, kekhawatiran memiliki seorang anak di usia tua mereka saat mereka merasa pasti mereka tidak akan melihatnya tumbuh menjadi gadis dewasa. Dan kemudian kewajiban untuk menyobeknya dari hati mereka untuk mempersembahkan dia pada altar Tuhan.
            Dan lagi: hidup mereka menjadi lebih sunyi menyakitkan, kini karena mereka telah terbiasa dengan celoteh merpati mereka, suara dari langkah-langkah kecilnya, pada senyum dan ciuman-ciuman mahkluk mereka itu, harus menunggu pada waktu Tuhan, yang menemani mereka hanya kenangan-kenangan masa lalu. Dan terlebih lagi... Penyakit, bencana dari cuaca berbadai, kesombongan orang-orang berkuasa di bumi... begitu banyak perlakuan-perlakuan buruk pada harta benda tempat kediaman mereka yang sederhana. Dan belumlah cukup: rasa sakit karena jauh dari mahkluk mereka, yang akan ditinggalkan kesepian dan malang, juga walaupun mereka telah berusaha menjaga dan berkorban, Maria hanya akan mendapat sisa-sisa saja dari properti ayahnya. Dan bagaimanakah ia dapat menemukan sisa-sisa itu, karena sisa-sisa itu tidak akan digarap selama bertahun-tahun, menunggu sampai dia kembali? Ketakutan, pencobaan, godaan. Namun demikian, kesetiaan mereka kepada Tuhan selalu selamanya!
Pencobaan mereka yang terkuat adalah: untuk tidak menyangkal kehidupan mereka yang semakin menurun tanpa penghiburan akan kehadiran putri mereka. Tetapi anak-anak pertama-tama adalah milik Tuhan dan kemudian milik orangtua mereka. Setiap anak laki-laki dapat mengatakan apa yang Kukatakan pada ibuKu: “Tidakkah kautahu bahwa Aku harus sibuk dengan urusan-urusan Bapa-Ku?” Dan setiap ayah, setiap ibu, harus belajar menjaga sikap seperti Maria dan Yosef ketika di Bait Allah, pada Anna dan Yoakim di dalam rumah di Nazaret, sebuah rumah yang kemudian semakin menjadi menjadi suram dan menyedihkan, namun dimana ada satu hal yang tidak pernah hilang, bahkan bertambah terus-menerus: kekudusan dari dua hati tersebut, kekudusan dari sebuah pernikahan.
            Dan kemudian mereka dipenuhi oleh sebuah sukacita supernatural yang bersinar dengan sebuah cahaya surgawi, sebuah sukacita yang tidak dikenal oleh anak-anak bumi ini, sebuah sukacita yang tidak memudar ketika bulu-bulu mata berat tertutup pada mata mereka yang sekarat: sebaliknya, ia bersinar lebih terang daripada waktu terakhir, menerangi kebenaran yang telah bersembunyi bersama mereka selama hidup mereka. Seperti seekor kupu-kupu di dalam kepompongnya, kebenaran di dalam mereka memberikan indikasi-indikasi halus pada kehadirannya, hanya cahaya-cahaya lembut, dimana kini ia membuka sayap-sayapnya bagi matahari dan menunjukkan keindahan hiasan-hiasannya. Dan kehidupan mereka berlalu di dalam sebuah kebahagiaan masa depan yang pasti bagi mereka sendiri dan keturunan-keturunan mereka, bibir-bibir mereka bergetar mengucapkan kata-kata pujian kepada Allah.
            Seperti itulah kematian kakek-nenekku. Seperti itulah yang pantas diterima kehidupan kudus mereka. Karena kekudusan mereka, mereka pantas menjadi penjaga-penjaga pertama dari Perawan yang Dikasihi Tuhan, dan hanya saat matahari yang lebih hebat menunjukkan dirinya pada penghujung hari-hari mereka, mereka menyadari rahmat yang telah diberikan Tuhan kepada mereka.
            Karena kekudusan mereka, Anna tidak menderita kesakitan ketika melahirkan anaknya: hal itu merupakan ekstase ia yang mengandung Dia Yang Tanpa Noda. Tidak ada dari mereka yang menderita ancaman kematian, hanyalah kelemahan saja yang memudar, sebuah bintang secara lembut menghilang ketika matahari terbit di pagi hari. Dan jika mereka tidak punya penghiburan memiliki Aku yang hadir, sebagai Inkarnasi Kebijaksanaan, sebagaimana yang dimiliki Yosef, Aku hadir tak terlihat, membisikkan kata-kata agung, menekuk bantal-bantal mereka untuk membuat mereka tidur menunggu kejayaan mereka.
            Seseorang mungkin bertanya: “Mengapa mereka tidak menderita ketika memiliki keturunan dan sekarat, sebab mereka adalah anak-anak Adam juga?” JawabanKu adalah: “Jika Yohanes Pembaptis, yang adalah anak keturunan Adam, dan telah dikandung dengan dosa asal, telah dikuduskan lebih dulu olehKu di dalam rahim ibunya, hanya karena Aku mendekati ibunya, tidak adakah rahmat yang diberikan pada ibu dari Dia Yang Kudus dan Yang Tak Bernoda, yang telah dipersiapkan oleh Tuhan dan mengandung Tuhan di dalamnya hampir roh yang ilahi, di dalam hatinya yang paling murni, dan tak pernah terpisahkan daripadaNya, dari saat ia diciptakan oleh Bapa dan dikandung di dalam sebuah rahim, dan kemudian diterima di dalam Surga untuk memiliki Tuhan di dalam kemuliaan selama-lamanya?” Aku juga menjawab: “nurani yang tegak memberikan sebuah kematian yang damai dan doa-doa para kudus akan memperolehkan kematian yang demikian bagimu.”
            Yoakim dan Anna memiliki seluruh kehidupan akan nurani yang tegak di belakang mereka dan hidup yang demikian bangkit bagaikan sebuah lanskap yang indah dan menuntun mereka ke Surga, sementara putri Kudus mereka berdoa di hadapan Tabernakel Tuhan bagi orangtuanya yang berada jauh, yang telah ia tunda bagi Tuhan, Summurn Bonum (Kebaikan Tertinggi), namun demikian ia mencintai mereka, sebagaimana hukum dan perasaan memerintahkannya, dengan sebuah kasih supernatural yang sempurna.”



Bergabunglah untuk mendapat cuplikan tulisan Maria Valtorta di e-mail anda: http://groups.yahoo.com/group/penayesus/
Atau cuplikan tulisan dapat dilihat di: http://www.penayesus.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment